Semenanjungpekanbaru–Ini dia beberapa potensi yang ada di wilayah Riau Pesisir.
Kabupaten Rokan Hilir
Kabupaten Rokan Hilir memiliki potensi pada sektor pertanian, seperti Kacang Kedelai dan Jagung. Sementara produksi lainnya adalah Ubi Kayu, Kacang Tanah, Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Pada 2006 jumlah lahan panen adalah 132.011,47 hektar. Padi merupakan produksi pangan unggulan dibanding dengan produk pangan lainnya dengan jumlah lahan panen 36.895 Ha, terdiri dari 6,621 Ha Padi Sawah dan 274 Ha Padi Ladang.
Potensi utama tanaman perkebunan kabupaten ini adalah Kelapa Sawit dan kemudian diikuti oleh Karet dan Kelapa. Komoditas lainnya adalah Kopi dan Coklat. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau tahun 2006, luas perkebunannya adalah sebagai berikut; Karet 37.881 Ha, Kelapa 5.944 Ha, Kelapa Sawit 148.758 Ha, Kopi 1.054 Ha dan Pinang 130 Ha. Kapasitas produksinya adalah Karet 17.771 ton, Kelapa 3.109,80 ton, Kelapa Sawit dengan jumlah 441.804,36 ton, Kopi 474 ton, dan Pinang 38 ton.
Ada beberapa potensi kehutanan di Kabupaten Rokan Hilir. Total luas lahan di daerah ini pada tahun 2006 adalah 208.159 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 10.994 Ha, Hutan Produksi tetap 118.242.58 Ha. Komoditas dari sektor kehutanan di Kabupaten ini terdiri dari beberapa produksi kayu seperti 3.729,0506 m³, kayu bulat 12.343,53 m³, dan kayu lapis 45.808,1225 m³ (Dinas Kehutanan Provinsi Riau, 2006).
Produksi perikanan di Kabupaten Rokan Hilir mencapai 55.005,6 ton; terdiri dari perikanan laut dengan jumlah 52.038,8 ton, ikan perairan umum berjumlah 2.947,8 ton dan ikan kolam keramba berjumlah 19 ton. Dari hasil tangkap ini, Udang merupakan unggulan dengan harga jual cukup tinggi yaitu Rp. 45.000/kg. Populasi peternakan di Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari Sapi dengan jumlah 7.794 ekor, Kerbau 1.149 ekor, Kambing 38.787 ekor dan Babi 8.808 ekor, Ayam Kampung 517.554 ekor, Itik 85.186 ekor. Sektor industri adalah industri perkapalan.
Obyek Wisata :Cap Go Meh, Ong Ya dan Go Cek Cap Lak (Upacara Pembakaran Tongkang), Bono, Pulau Jemur, Pulau Tilan, Danau Napangga dan Perayaan Pembakaran Tongkang.
Potensi Kabupaten Siak
Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis tanaman pangan seperti Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Kacang Kedelai, dan Kacang Hijau. Komoditi subsektor perkebunan terdiri dari Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Sagu, dan Kopi.
Sebagian besar daerah Kabupaten Siak merupakan kawasan hutan yang diberi nama Kawasan Hutan Produksi, Hutan Suaka Alam, Hutan Bakau, dan Hutan Marga Satwa. Pemanfaatan hutan adalah dalam wujud eksploitasi hutan, produksi dari hasil hutan yang merupakan kayu bulat, kayu bulat kecil (bahan baku untuk chip), dan produksi khusus seperti kayu lapis, moulding, papan, kayu gergajian, kayu bakau dan produksi arang.
Kabupaten Siak dikenal sebagai daerah penghasil Minyak Bumi di Provinsi Riau. Tambang Minyak Bumi ini berada di Kecamatan Siak, Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT. Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA. Sebagai tambahan bagi Minyak Bumi, potensi lain adalah lahan gambut di Kecamatan Siak, Perawang dan Sungai Apit.
Industri berskala besar dan kecil tersebar di sekitar Kabupaten Siak. Sebagian besar industri bertempat di sepanjang Sungai Siak berjenis pengolahan kayu seperti kertas dan industri kayu lapis dan pengembangan Kawasan Industri Buton.
Potensi Wisata Sejarah: Istana Kerajaan, Komplek Makan Kerajaan, aula pertemuan dua tingkat, barang peninggalan Kapal Pesiar Kerajaan, Mesjid Kerajaan dan Pusara Sultan Syarif Qasim, Benteng dan Barak Militer Belanda, rumah tradisional Melayu, seni tradisional, seperti musik dan tarian, pakaian/ tenunan Siak, Desa Wisata di Sungai Mempura, Danau alami di Zamrud (Danau Pulau Besar) dengan ukuran 28 ha, di KecamatanSungai Apit (Danau Naga), wisata Agro. lahan perkebunan Sawit yang lebat tersebar diseluruh daerah dan Suaka alam “Giam Siak Kecil” sepanjang Sungai Mandau.
Potensi Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis merupakan penghasil minyak bumi terbesar, tidak hanya di Provinsi Riau, tapi juga di Indonesia. Saat ini ladang-ladang minyak bumi terdapat di Kecamatan Mandau, Bukit Batu, dan Merbau. Pengelolaannya dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia dengan wilayah operasi di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu serta perusahaan Kondur Petroleum SA yang wilayah konsensi/ operasionalnya meliputi Kecamatan Merbau, Tebing Tinggi, Rangsang, Bengkalis, dan perairan Bengkalis di sekitar Selat Malaka.Selain minyak bumi, terdapat pula potensi tambang pasir, yang sebagian besar terdapat di Pulau Rupat dan Rangsang serta potensi gambut yang terdapat di Pulau Bengkalis, Tebing Tinggi dan Rangsang serta deposit batubara di Kecamatan Rupat.
Komoditi utama Kabupaten Bengkalis pada sektor perkebunan adalah Kelapa, Karet dan Kelapa Sawit. Disamping itu pula berbagai jenis tanaman seperti Kopi, Coklat, dan Pinang.
Di Kabupaten Bengkalis terdapat 285.936,70 hektar Hutan Negara yang tersebar pada 13 wilayah kecamatan. Hutan di kabupaten Bengkalis meliputi flora dan fauna, sementara Hutan Bakau banyak ditemui di sepanjang pesisir pantai, dan hasil hutan lainnya banyak digunakan untuk bahan baku industri.
Adapun beberapa objek wisata yang dapat dikembangkan antara lain: Selat Baru dan Pantai Perapat Tunggal di Pulau Bengkalis, Pantai Pasir Panjang di Pulau Rupat, Hutan Lindung dan Pusat Pelatihan Gajah di Kecamatan Mandau (Kota Duri), Sejarah/ Wisata Budaya seperti; Peninggalan Datuk Laksamana Raja di Laut, Istana dan Meriam, Sumpitan Tulang dan Tupai Beradu dan aksesoris perang lainnya di Desa Bukit Batu, Legenda “Dedap Durhaka” di Selat Bengkalis, Kecamatan Mandau, dan Tari Zapin di Rupat Utara.
Potensi Daerah Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi sumber daya alam, baik sektor migas maupun non migas. Disektor migas berupa minyak bumi dan gas alam yang terdaapt dikawasan Pulau Padang. Dikawasan ini telah beroperasi PT Kondur Petroleum SA di daerah Kurau Desa Lukit (Kecamatan Merbau) yang mampu berproduksi 8.500 barel/hari. Di sektor non migas, Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti sagu dengan produksi 440.309 ton/tahun (2006), kelapa 50.594,4 ton/tahun, karet 17.470 ton/tahun, pinang 1.702,4 ton/tahun, kopi 1.685,25 ton/tahun. Hingga kini potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir sehingga belum membawa nilai tambah yang berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan 2.206,8 ton/tahun. Selain itu masih ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi.
Potensi Kota Dumai
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS), kota ini memiliki 3595 Ha lahan tanaman pangan dan 624 Ha lahan sayur-sayuran, dan 21.933 Ha untuk perkebunan Sawit, Karet, Kelapa dan Kopi. Produksi ikan di Kota Dumai sebagian besar berasal dari perikanan laut dengan jumlah 1779,8 ton, sementara dari budidaya perikanan dapat menghasilkan 53,6 ton/tahun.
Disamping perusahaan minyak, Kota Dumai juga mempunyai industri dalam jumlah besar, industri yang ada saat ini terdiri dari 2.049 industri skala kecil, 392 industri skala menengah dan 146 industri skala besar.Di sektor perdagangan, Dumai memainkan peranan penting sebagai pintu gerbang aktifitas ekspor-impor di Provinsi Riau. Tercatat bahwa nilai ekspor dari Pelabuhan Dumai berjumlah US$. 884.239.454 juta dan nilai impor sebanyak US$. 56.496.458 juta. Angka tersebut menyatakan bahwa lebih dari separuh nilai ekspor-impor masuk melalui Pelabuhan Dumai.
Pariwisata : Makam Putri Tujuh dan Teluk Makmur.
Potensi Kabupaten Pelalawan
Data dari BPS Riau 2006 mengatakan bahwa pada tahun 2006 ada 15.256 Ha lahan tanaman pangan dengan jumlah produksi sebanyak 45.058 ton. Jenis tanaman pangan adalah Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Kacang Kedele dan Kacang Hijau. Sayur-mayur dengan luas lahan panen 1.030 Ha.
Sektor perikanan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pelalawan adalah Tambak Udang, Kolam Keramba, dan penangkapan Ikan Laut (laut dan sungai). Produksi perikanan tahun 2006 terdiri dari perikanan laut 1.020,4 ton, perairan umum 1.737 ton, dan budidaya ikan tangkap 955 ton.Pertambangan di Kabupaten Pelalawan belum digali secara maksimal. Bahan tambang tersebut antara lain Bentonit, Pasir Kwarsa, Kaolin (Gas Alam, Batubara, Air bawah tanah,dan Air Sungai Kampar).
Potensi objek wisata: wisata alam dan budaya, Bono, kawasan wisata Pekan Tua, Hutan Konservasi Kerumutan, Kawasan Wisata Budaya Petalangan, peninggalan Kerajaan Pelalawan dan kuburan rajanya seperti Mahrum Setia Negara, Sultan Mahmud Syah disebut Mahrum Kampar, Bilal Muhammad Noeh, Syeikh Idrus, dan Datok Majo Sindo dan wisata budaya Badewo*
Sumber :
http://www.klikriau.com/news/?p=188
Tidak ada komentar:
Posting Komentar